Selamat Datang di Situs Resmi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Semoga Situs Ini Benar-benar Menjadi Media Informasi Yang Up to Date Selamat & Sukses Kepada Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Atas Diraihnya Akreditasi Dengan Predikat Unggul Selamat dan Sukses Kepada Prof. Dr. Ahmad Zainuri, M.Pd.I. Sebagai Dekan FITK Periode 2023-2024

Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal Menurut Prof Saipul Annur 2024


Kategori: Berita Kampus

HUMAS-FITK -- Menurut Wakil Dekan 1 FITK Prof. Saipul Annur, M.Pd., pendidikan berbasis kearifan lokal dinilai mampu menjadi solusi dalam membangun karakter dan meningkatkan kualitas sosial emosional anak-anak Indonesia.
 
Beliau menegaskan bahwa dengan memanfaatkan nilai-nilai budaya dan tradisi daerah, generasi muda dapat memiliki karakter kuat yang berakar pada identitas bangsa.
 
"Kearifan lokal dalam dunia pendidikan tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga memperkuat kecerdasan sosial emosional siswa."
 
Dalam implementasinya, beliau  menyebutkan beberapa strategi penting, di antaranya pendidikan terpadu yaitu mengintegrasikan kurikulum berbasis kearifan lokal ke dalam sistem pendidikan nasional. Selain itu kolaborasi dengan masyarakat, tak kalah penting, yakni dengan mengajak masyarakat berperan aktif dalam memberikan pengalaman budaya yang otentik kepada siswa.
 
Lalu pengalaman budaya, yang  melalui hal ini mampu mendorong siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan budaya seperti seni, musik, dan tradisi daerah.
 
Beliau juga menegaskan bahwa guru dan sekolah memiliki peran krusial dalam mengembangkan pendidikan berbasis kearifan lokal, yang dapat dilakukan melalui empat cara, di antaranya pertama peningkatan kompetensi guru. Hal itu bisa melalui dengan pelatihan dan pembekalan agar guru lebih memahami kearifan lokal.
 
Kedua, kolaborasi dengan komunitas, mengajak tokoh adat atau seniman lokal untuk memperkaya pembelajaran. Ketiga pengembangan kurikulum, menyusun kurikulum yang relevan dan sesuai dengan konteks budaya setempat.
 
Keempat yaitu penyediaan sumber belajar,  menyediakan bahan ajar berbasis kearifan lokal, seperti buku cerita rakyat atau modul budaya.(Haljuliza/Arvis)