Selamat Datang di Situs Resmi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Semoga Situs Ini Benar-benar Menjadi Media Informasi Yang Up to Date Selamat & Sukses Kepada Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Atas Diraihnya Akreditasi Dengan Predikat Unggul Selamat dan Sukses Kepada Prof. Dr. Ahmad Zainuri, M.Pd.I. Sebagai Dekan FITK Periode 2023-2024

Orasi Ilmiah Yudisium ke-84


Orasi Ilmiah Yudisium ke-84

Naskah Orasi Ilmiah pada Yudisium ke-84 FITK UIN Raden Fatah Palembang

Tanggal 13 Maret 2023

PENDIDIK UNGGUL DAN BERKARAKTER UNTUK GENERASI HEBAT[1]

Oleh: Dr. Muhamad Fauzi, M.Ag[2]

Email: muhamadfauzi_uin@radenfatah.ac.id

Tulisan ini diawali dengan kutipan inspiratif berikut. Pertama, World Bank menyatakan “give people a handout or a tooland they will live little betterGive them an education and they will change the world”.Kedua, guru atau tenaga pendidik adalah tulang punggung, garda terdepan, “mesin pencetak” sumber daya manusia, pemegang kunci, menjadi variabel penentu kemajuan Bangsa. Ketiga, Nabi Muhammad SAW berpesan “Didiklah anakmu untuk zamannya, karena mereka akan menghadapi zaman yang jauh berbeda dengan zaman yang kita hadapi dan alami seperti sekarang ini. Tiga kutipan ini kiranya dapat menjadi inspirasi dan peneguh komitmen kita untuk memajukan dunia pendidikan di masa kini dan akan datang. 

Sebagaimana kita rasakan saat ini, bahwa kita sedang berada pada era baru tatanan kehidupan manusia, yang dipicu dan dipacu oleh revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi, seperti artificial intelligence (AI), internet of thing (IoT), big data dan teknologi elektronik lainnya, yang pada gilirannya melahirkan smart city atau society 5.0, yaitu sebuah gambaran masyarakat yang menyelesaikan dan memenuhi serta menyediakan kebutuhan hidupnya melalui mesin teknologi digital berpadu dengan internet. Sehingga urusan kehidupan sehari-hari tinggal click, sentuh, pencet, usap, dan scan atau tautan barcode. Hidup menjadi lebih simple, aman, nyaman, cepat, dan akurat. Tapi kondisi ini bukan tanpa efek atau ekses, justru melahirkan kondisi kehidupan yang disebut dengan VUCA (volitilty, uncertainty, complexity, dan ambiguity), yaitu suatu keadaan kehidupan penuh gejolak, penuh ketidakpastian, kompleks atau ruwet, dan kebingungan. Bahkan akibat derasnya dan massifnya arus informasi yang tersebar luas melalui kecanggihan teknologi informasi berbasis internet ini, jika tidak dikontrol, terutama kontrol dari dalam diri (inner control) para pengguna, terutama peserta didik. Hal ini dapat mengancam kehancuran moral dan merenggangkan keakraban sosial kehidupan individu dan masyarakat.

Kondisi seperti digambarkan di atas juga berdampak pada dunia pendidikan, terutama bagi para pendidik. Para pendidik menghadapi tantangan berat pula, yaitu target indonesia emas di tahun 2045, hadirnya generasi alpha, pesatnya perkembangan teknologi di bidang pendidikan dan pembelajaran, serta ancaman degradasi moral, seperti pornografi, pornoaksi, pergaulan bebas, narkoba, tindak kekerasan, hilangnya perilaku etis, dan berbagai macam perilaku negatif lainnya. Dalam konteks ini, kita membutuh sosok guru berkarakter kuat dan unggul.  

Qusthalani dalam laman Rumah Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud.go.id, 10 Desember 2018) menyebutkan ada lima kompetensi yang harus dipersiapkan guru memasuki era revolusi industri 4.0. Pertama, educational competence, yaitu kompetensi pembelajaran berbasis internet sebagai basic skill. Kedua, competence for technological commercialization, yaitu seorang guru harus mempunyai kompetensi yang akan membawa peserta didik memiliki sikap enterpreneurship dengan teknologi atas hasil karya inovasi peserta didik. Ketiga, competence in globalization, yaitu guru tidak gagap terhadap berbagai budaya dan mampu menyelesaikan persoalan pendidikan. Keempat, competence in future strategies, yaitu kompetensi untuk memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi di masa depan dan strateginya dengan cara joint lecture, joint research, joint resource, staff mobility dan rotasi. Dan kelima, conselor competence, yaitu kompetensi guru untuk memahami bahwa ke depan masalah peserta didik bukan hanya kesulitan memahami materi ajar, tetapi juga terkait masalah psikologis akibat perkembangan dan perubahan zaman.

Selain itu, guru juga hendaknya melakukan proses pembelajaran yang unggul, yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa bentuk pembelajaran berikut ini, yaitu pembelajaran yang membentuk kompetensi religius (religious learning), pembelajaran yang melatih daya imajinasi (reflextive learning), pembelajaran yang melatih kerjasama(cooperative learning), pembelajaran yang melatih riset (research learning), pembelajaran yang melatih menyelesaikan masalah (problem solver learning), dan pembelajaran yang melatih 4 C/4 K (critical and creative thinking, colaborative, and comunicative learning).

Dengan memiliki profil pendidik unggul dan melaksanakan pembelajaran secara unggul pula, maka kita berharap dapat melahirkan generasi hebat di masa akan datang, yaitu generasi religius dan berkarakter kuat, generasi yang siap bekerja, yang pekerjaannya saat ini belum ada, generasi yang mampu menyelesaikan masalah yang masalahnya saat ini belum muncul, generasi yang dapat menggunakan teknologi yang teknologinya belum ditemukan, dan generasi yang memiliki pikiran besar, gagasan besar, atau ide besar tentang kehidupan dunia dan seisinya ini agar mereka nanti bisa memakmurkan dunia ini untuk kehidupan semesta. Wallahua’lam bissawaab *****

            


[1] Ringkasan Naskah Orasi Ilmiah ini disampaikan pada acara Yudisium ke 84 FITK UIN Raden Fatah Palembang,

13 Maret 2023 di gedung Academic Center Kampus A UIN Raden Fatah Palembang  

[2] Penulis adalah dosen tetap Prodi PAI UIN Raden Fatah Palembang

 

Referrence

1. M. Musfikon dan Hadi Ismanto, Kepemimpinan Sekolah Unggul, Nizamia Learning Center, Cet. I, 2015, hlm. 11.

2. Alfandra Suanta Kaban, “Tantangan Menjadi Pendidik di Era Revolusi Industri 4.0”, artikel, Universitas Lambung   

Mangkurat, Banjarmasin, 2021. 

3. Roudlon, “Tantangan Guru di Era Revolusi Industri 4.0”, Jurnal Cendikia: Pendidikan dan Humaniora,         

MAN 1, Lamongan, Jawa Timur, 2022. 974 Jurnal Pendidikan dan Humaniora, Vol. 6 No. 1, Januari – Juni 

2022

4. https://kompetensi.info/kompetensi-guru/sepuluh-kompetensi-guru-di-abad-21.html

5. https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/kompetensi-guru-yang-wajib-dimiliki-di-era-digital

6. https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/124200/mod_resource/content/2/Guru%20Abad%2021.pdf