Berita

HUMAS-FITK -- Jum'at Religi Prodi PAI, 09 Mei 2025, dengan pemateri  Moh. Restu Hoeruman, M. Pd., dengan tema: Meneladani Rasulullah dalam Membangun Umat lewat Salat Berjamaah.

 

"Salat berjamaah bukan sekadar ibadah, melainkan warisan langsung dari Rasulullah SAW sejak awal kenabiannya. Seperti dikutip Syekh Nawawi al-Bantani dalam Ats-Tsimārul Yāni‘ah, Nabi pertama kali melaksanakan salat berjamaah saat turun dari Gua Hira, menandai transformasi penting dari ibadah individual menuju kolektif yang menumbuhkan rasa persatuan dan kebersamaan umat," ujarnya.

 

"Ritual ini menjadi ciri khas umat Islam, terlihat dalam salat Jumat, hari raya, hingga salat istisqa, yang semuanya memperkuat solidaritas sosial dan kesadaran kolektif. Dari sisi teknis, salat berjamaah menyatukan imam dan makmum dalam niat, gerakan, dan waktu, serta mendatangkan pahala 27 kali lipat dibanding salat sendiri."

 

"Prof. Quraish Shihab menggarisbawahi dimensi sosial salat berjamaah—lebih dari sekadar ritual, ia adalah sarana membangun kemaslahatan. Dalam kondisi darurat seperti bencana, prinsip Islam tetap berlaku: menjaga jiwa dan memberi manfaat lebih utama. Salat berjamaah pun menjadi simbol Islam sebagai agama yang hidup, adaptif, dan membangun umat melalui kebersamaan," tambahnya.